Menulislah
Satu butir peluru hanya mampu menembus satu kepala manusia, tapi satu tulisan mampu menembus ribuan bahkan jutaan kepala
[ Sayyid Quthb ]
Yup, ini salah satu mood booster saya buat nulis. Nulis apa aja, yang manfaat pokoknya. Karena terlalu banyak ide, wacana, atau gagasan dalam kepala ini yang masih sangat absurd banget, yang malah bikin pusing sendiri karena selalu kepikiran terus. Maka harus ada sarana buat nyalurin ide dan gagasan ini, yaa salah satunya dengan menulis.
BTW, menulis sendiri punya peran penting dalam sejarah peradaban islam gaes. Ada sebuah quote
"diantara gemilangnya peradaban terdahulu ialah istirahat mereka membaca dan kesungguhan mereka menulis" maka kita dapati banyak karya tulis ulama' terdahulu yang mengabadi hingga kini, melampaui batas usia sang penulis itu sendiri. رحمهم الله أجمعبن
Quote berlanjut,
"dan diantara kemunduran peradaban sekarang ialah, istirahat mereka tidur, dan kesungguhan mereka makan",maka tak sedikit yang akhirnya masa² hidup yang ada kurang produktif. Raga masih muda, kesempatan ada, fasilitas tersedia, namun minim kontribusi untuk tegaknya kembali peradaban Islam nan gemilang.
Maka pertanyaannya, ada diposisi mana kita dalam perjalanan peradaban ini. Hanya menjadi penontonkah kemudian dilupakan oleh sejarah? Atau malah jadi unsur yang menghambat, menghalangi laju dakwah dan semangat temen² yang ingin tegak kembali peradaban islami? Hey, sadarlah! Bahwa sesungguhnya Islam ini akan bangkit. Peradaban ini akan kembali berjaya, dengan atau tanpa kita. Karena akan selalu ada sekelompok manusia yang terus memperjuangkannya.
Sudah saatnya kita memposisikan diri untuk sebuah visi dan misi yang berarti. Hidup ini akan dimintai pertanggungjawaban. Tentang umur yang dihabiskan, tentang waktu yang diberikan, tentang nikmat yang dikaruniakan. Jawaban apa yang sudah kita siapkan?
Kembali ke motivasi menulis, bahwa sebenarnya dalam menulis kita telah sedikit berkontribusi buat Islam. Tentu konten yang ditulis juga berisi dengan nilai² islami. "Ah, gue kan bukan ustadz, bukan santri juga", mungkin sebagian berfikir demikian. Eit, tunggu², dakwah bukan hanya tugas ustadz atau santri saja. Setiap manusia yang berikrar dengan dua kalimat syahadat, otomatis ada kewajiban menyuarakan dakwah ini. Tentu sesuai dengan kadar dan kemampuan masing².
Kita ambil contoh dakwah lewat tulisan. Misal, kamu habis dengerin ceramah shubuh di masjid atau khotbah Jum'at atau ikut kajian keislaman. Nah, kamu bisa share pelajaran apa yang kamu dapat dari ceramah atau khutbah tadi. Karena disamping kamu berbagi tulisan, secara tidak langsung ilmu yang kamu dapat juga lebih melekat dengan kamu menulisnya. Bukankah ilmu itu seperti hewan buruan, maka ikatlah ia dengan tulisan, kata seorang ulama' dahulu.
Atau kamu adalah seorang yang baru hijrah. Dari kebiasaan dulu yang jauh dari Islam kembali kepada fitrah. Nah, boleh nih kamu share pengalaman kamu menjemput hidayah itu. Siapa tahu kemudian banyak temen² yang jauh dari Islam bakal merapat menambah barisan kaum muslimin.
Dan tentu masih banyak lagi manfaat yang bisa didapat dari menulis. Karena sejarah telah membuktikan tentang dahsyatnya kekuatan tulisan. Menulislah!
Komentar
Posting Komentar