Tentang Penyesalan
Andaikan masih jauh...
Andaikan yang baru...
Andaikan semuanya...
3 Kalimat pendek yang terucap dari lisan sahabat yang mulia. Disebutkan dalam riwayat bernama Sya'ban r.a. kalimat pendek itu terucap saat menjelang akhir hayatnya. Sakaratul maut tepatnya.
Kenapa? Ada apa? Apa maksudnya?
Tak seorangpun mengetahui maknanya hatta istrinya sendiri, hingga kemudian Rasulullah صلى الله عليه وسلم datang berkunjung dan bertanya tentang kondisi sahabatnya ini. Tatkala diceritakan tentang 3 kalimat pendek tersebut barulah kemudian Rasulullah menjelaskan.
Andaikan masih jauh... Bahwa ia, Sya'ban r.a selalu mendatangi masjid untuk sholat jama'ah yang mana jarak yang harus ditempuh baginya sekitar 3 jam perjalanan, Masya Allah. Jarak yang jauh itu harus ia tempuh untuk bisa sholat jama'ah bersama Rasulullah. Maka ketika sakaratul maut, Allah tampakkan semua episode perjalanan ia ke masjid juga pahala yang ia peroleh darinya. Maka melihat hal itu, terucaplah dari lisannnya "andaikan masih jauh", menunjukkan betapa besar pahala yang ia peroleh, meskipun hanya berjalan ke masjid.
Bagaimana jika perjalanan itu lebih jauh lagi, berapa pahala dan kebaikan yang akan ia peroleh?
Andaikan yang baru... Suatu kali saat musim dingin, ia ingin pergi ke masjid untuk berjama'ah sholat seperti biasanya. Dalam perjalan yang dingin itu ia mengenakan 2 rangkap baju hangat. Yang bagus ia pakai didalam ditumpuk kemudian dengan baju yang usang. Dalam perjalan ia melihat seorang yang kedinginan tanpa pakaian yang menghangatkan. Cukup mengenaskan kondisinya. Ia iba, maka diberikanlah mantel dia yang usang untuk orang yang kedinginan tadi. Dari episode ini, Allah tampakkan pahalanya saat ia sakaratul maut, kemudian terucaplah dari lisannya "andaikan yang baru".
Ya, dari kebaikannya memberikan mantel yang usang untuk seorang yang kedinginan, ia melihat pahala yang besar, bagaimana jadinya jika yang ia berikan adalah mantel yang masih baru?
Andaikan semuanya... Suatu hari ia hendak makan roti yang disediakan istrinya. Belum sempat ia memakannya, datang kepadanya seorang pengemis yang kelaparan. Maka ia berikan setengah dari rotinya untuk pengemis tadi. Maka tatkala sakaratul maut datang kepadanya, Allah tampakkan pahalanya, dan kemudian terucaplah kalimat "andaikan semuanya".
Ia melihat besarnya pahala yang akan diperoleh dari pemberiannya kepada pengemis tadi, meskipun hanya setengah roti. Lalu bagaimana jika yang diberikan adalah semuanya?
Temen², coba lihat bagaimana Allah SWT tak pernah menyia-nyiakan amal kebaikan kita. Sedikit atau sekecil apapun itu. Betapa banyak amal yang dimata kita kecil atau bahkan remeh nilainya namun disisi Allah ia begitu berharga. Bisa jadi sebaliknya, kita menganggap amal kita ini besar, bernilai pahala yang besar, tapi dihadapan Allah ia kecil atau bahkan tak bernilai pahala. Niat yang membedakan, temen² sekalian. Jaga hati dalam beramal.
Kedua, jangan berikan yang sisa untuk islam, untuk kebaikan. Lihat saja, sahabat Sya'ban r.a merasa kurang optimal dalam beramal, padahal kita tahu sahabat Rasulullah itu totalitas dalam kebaikan. Ia sudah beramal namun tatkala melihat pahala yang tersedia begitu besar ia merasa ingin menambah amalnya dan berandai-andai semuanya bisa ia berikan dan persembahkan di jalan kebaikan.
Temen², ketiga, setiap episode kehidupan anak adam kelak akan ada tayangannya. Yang baik akan membuahkan senyum dan kabar gembira, namun jika buruk tayangan itu wal 'iyadzubillah akan membuat ngeri siapapun yang melihatnya, menyesal kita telah berbuat sedemikian rupa.
Keempat, penyesalan akan menghampiri siapapun itu. Entah ia telah berbuat baik, maka ia menyesali kenapa belum maksimal dalam kebaikan. Atau ketika telah berbuat salah dan dosa, ia menyesali kenapa hal itu terjadi dan berandai ingin memperbaiki.
Temen², mari kita sesuaikan diri kita dengan nilai-nilai kebaikan. Kita berharap taufiq dari Allah SWT agar membimbing kita dalam bingkai keta'atan. Hingga kemudian kita berharap dapat tersenyum bahagia mendapat kabar gembira berupa surga.
-----------
Dikutip dari khotbah Jum'at Masjid Al Fatah Karanggede, Boyolali.
Dikutip dari khotbah Jum'at Masjid Al Fatah Karanggede, Boyolali.
Komentar
Posting Komentar