TITIK BALIK
Beberapa menit sebelum Maghrib, sebuah notifikasi WA mendarat dilayar HP. Reflek aku buka pesan itu. Aku kenal pemilik akun itu. Kenal banget bahkan. Sejak kecil, SD barangkali, kami sudah mulai berkawan.
Masih ditahun itu, awal 2000an. Bersepeda jadi sarana menjelajah kita, bermain layang² sebagai ekspresi melambungkan cita, sawah dan lapangan jadi tempat main, pulang kesorean dengan badan bau keringat khas bocah ingusan jadi parfum yang melegenda. Hingga sesekali dapat ultimatum orang tua supaya ngga usah pulang rumah saja karena asyik main hingga lupa waktu kalo sudah senja. Sesekali juga pernah mendapatkan seperti rumah tak mau menerima karena telah terkunci oleh orang didalamnya. Yah, itu dulu.
Kembali ke pesan singkat tadi. Saat ini ia sedang melanjutkan pendidikan di jenjang yang lebih tinggi. Dengan dunia barunya tentu, yang sangat berbeda dari 20 tahun lalu. Ada kegelisahan dalam dirinya, pun juga aku, atau bahkan kita semua. Muncul pertanyaan "akankah kita terus begini saja dalam hidup ini? Tanpa mengenal dari mana dan kemana akhirnya kita nanti?" Begitulah kira².
Maka isi pesan singkat itu ialah "ajari aku belajar agama". Singkat, mengena. Adakah yang lebih bertanggung jawab akan keselamatan seorang anak manusia melainkan hanya dirinya sendiri. Rabbi, bimbing kami.
Sejurus kemudian, aku berusaha menghubungi teman² yang bisa dimintai tolong untuk merangkul dan membina saudaranya ini. Walhamdulillah respon baik dari teman² disana.
______
Imam Asy Syafi'i berkata: "Bila hidayah seperti buah yang bisa dibeli, akan aku beli berkeranjang-keranjang dan akan aku bagikan kepada orang² yang aku cintai"
Solo, Purnama Shafar 1440 H
Masih ditahun itu, awal 2000an. Bersepeda jadi sarana menjelajah kita, bermain layang² sebagai ekspresi melambungkan cita, sawah dan lapangan jadi tempat main, pulang kesorean dengan badan bau keringat khas bocah ingusan jadi parfum yang melegenda. Hingga sesekali dapat ultimatum orang tua supaya ngga usah pulang rumah saja karena asyik main hingga lupa waktu kalo sudah senja. Sesekali juga pernah mendapatkan seperti rumah tak mau menerima karena telah terkunci oleh orang didalamnya. Yah, itu dulu.
Kembali ke pesan singkat tadi. Saat ini ia sedang melanjutkan pendidikan di jenjang yang lebih tinggi. Dengan dunia barunya tentu, yang sangat berbeda dari 20 tahun lalu. Ada kegelisahan dalam dirinya, pun juga aku, atau bahkan kita semua. Muncul pertanyaan "akankah kita terus begini saja dalam hidup ini? Tanpa mengenal dari mana dan kemana akhirnya kita nanti?" Begitulah kira².
Maka isi pesan singkat itu ialah "ajari aku belajar agama". Singkat, mengena. Adakah yang lebih bertanggung jawab akan keselamatan seorang anak manusia melainkan hanya dirinya sendiri. Rabbi, bimbing kami.
Sejurus kemudian, aku berusaha menghubungi teman² yang bisa dimintai tolong untuk merangkul dan membina saudaranya ini. Walhamdulillah respon baik dari teman² disana.
______
Imam Asy Syafi'i berkata: "Bila hidayah seperti buah yang bisa dibeli, akan aku beli berkeranjang-keranjang dan akan aku bagikan kepada orang² yang aku cintai"
Solo, Purnama Shafar 1440 H
Komentar
Posting Komentar