Hanya Pemimpi

Setelah kemaren sore hujan gede plus angin juga, pagi ini suasana agak beda. Mentari tidak hangat seperti biasanya. Pukul 6 mendung masih tersisa. Udara pagi jadi agak sejuk. Tercium pula aroma khas tanah kering yang udah lama ngga tersiram air, seger² sejuk gmn gtu.

Namun pagi ini, hari ini, adalah hari biasa. Aktivitas tetep harus jalan. Yang sekolah, jam segini udah rame geber sepeda, sebagian jalan kaki, ada juga naik angkutan. Yang kantoran, jam segini juga udah rame berseliweran, takut telat kena marah atasan. Yang buka toko, mulai beberes siap terima pelanggan. Intinya mah, gimanapun cuaca hari ini tetep harus jalanin daily activity. 😁[Hhhh maksa bet]

'alaa kulli haal, hujan adalah rahmat yang wajib kita syukuri, agar ia turun membawa berkah bagi bumi. Bukan dijadikan alesan nuruti males akhirnya ngga produktif. Kalo kitanya begitu, hujan dikit males terus tidur, gimana dengan segala target dan impian yang sudah kau susun. Akankah ia luntur seperti debu pada batu licin yang luntur kena hujan.

Maka pagi ini, aku berinisiatif buat beberes kamar. Aktifitas pondok selesai jam 6, selanjutnya "me time" gitu.

Mulai nata buku, bersihin meja, nata lemari, dan ngerapihin catatan aku beresin semua. Dan saat sibuk beres² catatan, aku inget ada sebuah catatan. Nyelip disampul buku binder. Ya gitu cowo punya binder hhha. Buka kertas catatan itu dan jeng...jeng...., isinya adalah catatan lama yang jadi "goal" dalam hidupku yang aku list dalam selembar kertas. Baru 50an butir sii. Tapi pelan² aku baca list itu. Ngga terasa aku tersenyum akhirnya, karena diantara "goal" yang aku list berhak aku coret juga karena biidznillah udah tercapai. Alhamdulillaah.

Semangat pagi ini bertambah juga akhirnya. Yang dulu catatan itu aku simpan rapat², karena malu awalnya. Diejek lah, diremehinlah, dsb. Sekarang aku tempel kertas itu dilemari dan aku yakin bahwa jika kita serius akan sebuah cita, maka Allah akan kasih jalannya.

(وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ)
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.
[Surat Al-Ankabut 69]

Maka jika kita hari ini tidak berani merencanakan mimpi² kecil dalam hidup kita. Kemudian merencanakan dan berusaha kita wujudkan. Lalu bagaimana dengan impian besar ummat ini. Membebaskan Al Aqsha salah satunya.

Ummat Islam adalah ummat yang mempunyai mimpi² besar dalam hidupnya. Impian yang kemudian menjadikan ummat islam ini menjadi ummat terdepan dalam peradaban manusia. Bukan sekedar mimpi, ialah mimpi yang mampu menjadikan nilai² keselamatan atau islam itu sendiri tersebar keseluruh negeri. Sebuah impian dan juga kewajiban setiap pemeluknya untuk mendakwahkan risalah ini.

Kita mengetahui bagaimana 3/4 dunia pernah tunduk dalam naungan kepemimpinan islam. Bermula dari tanah tandus arabia hingga mampu menguasai dunia. Bermula dari kaum yang tidak mengerti tulis dan baca, menjadi ummat yang paling banyak mempersembahkan banyak karya. Adakah kau lupa? Tanpa pertolongan Allah tentunya serta kekuatan tekad dan usaha keras untuk mewujudkannya mungkin indahnya islam belum sampai kepada kita.

Maka kita juga perlu bermimpi. Melanjutkan tugas dakwah ini hingga saatnya Allah bilang berhenti, barulah tugas kita selesai. Kemudian kita susun langkah² pasti dalam hidup, untuk berusaha mewujudkan itu semua. Salah satunya dengan menuliskan impian kita dalam kertas yang sesekali dapat kita baca, sebagai pengingat jika mulai terlupa.

Hari ini. Allah menggerakkan diri ini buat kembali lebih bersyukur atas banyak nikmat yang telah diberi. Kesempatan hidup yang tak ternilai ini adalah anugrah yang wajib disyukuri dan disisi dengan penuh bakti.

Man Proposes, Allah (God) Disposses

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Awwalussanah | babak baru

Muda Berani

Momentum dari Rembang