Anjuran Yang Terabaikan
Sudah menjadi hal yang biasa ketika ada seorang ingin menyampaikan sebuah pidato, khutbah, kajian, presentasi, atau semisalnya, ia mengawali semua materi yang ingin dipaparkan dengan terlebih dahulu memberikan muqoddimah.
Ya, kalimat pembuka yang berisi anjuran syukur kepada Allah 'azza wa jalla yang dilanjutkan dengan bersholawat kepada baginda mulia Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Dan sering pula kita ketika mendengar muqoddimah ini kadang kurang perhatian atau pura² tak mendengarkan. Mungkin beranggapan ini bukan hal terlalu penting dan sudah menjadi kebiasaan hanya untuk formalitas belaka. Padahal pernahkah kita berfikir tentang kenapa seringnya kita diingatkan tentang hal ini (syukur)?
Let's see. Kita pasti ingat kapan terakhir kali kita opname di RS, detail sekali kita mengingatnya. Tanggal, jam, lokasi kita ingat semua. Kita mungkin juga ingat betul kapan kita jatuh dari motor, kecelakaan misalnya. Tapi disebalik itu semua ingatkah kita akan nikmat sehat selama ini yang telah diberikan-Nya kepada kita, gratis pula. Mungkin kita pernah gagal mendapat beasiswa impian hingga gagal melanjutkan pendidikan sesui harapan. Eeits, ingatkah kita sudah sejauh ini, lagi² Allah sudah berikan kepada kita banyak nikmat untuk dapat belajar. Syukuri itu. Bahkan tak sedikit hari ini saudara kita belum pernah merasakan nikmatnya belajar sepertimu.
Maka coba mulai saat ini kita lebih memyimak lagi setiap pesan² kebaikan itu. Dalam setiap muqoddimah coba kita hayati betul betapa Allah sudah banyak memberi kita nikmat, karunia, anugrah, maka bersyukurlah. Toh jika ada sedikit kesulitan dalam rangkaian hidup kita, bukan Allah menghilangkan nikmat-Nya, namun Allah ingin melihat siapa diantara hamba-Nya yang jujur dalam setiap syukur-Nya. Bukan hanya saat lapang dan suka namun dalam duka semoga syukur itu tetaplah ada
(فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ)
Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdoa kepada Allah dengan penuh rasa pengabdian (ikhlas) kepada-Nya, tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, malah mereka (kembali) mempersekutukan (Allah),
[Surat Al-Ankabut 65]
Komentar
Posting Komentar