Impian dan Palestina || sebuah kisah
Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah. Disore tanggal 16/4, saya berkesempatan mengikuti kajian Palestina. Beruntung yang mengisi sesi dalam acara tersebut salah satunya adalah Muhammad Husein Gaza, seorang aktivis kemanusiaan Indonesia yang telah tinggal lama dan berjuang langsung bersama saudara² kita di Palestina.
Ini memang momen yang saya nantikan sudah lama. Bermula dari follow akun Instagram beliau, dimana konten yang mendominasi adalah isu tentang Palestina. Dari sini saya merasa tergerak untuk bisa langsung berjumpa. Nah, ketika mengetahui kabar kepulangan beliau ke Indonesia, saya berharap untuk bisa hadir atau bahkan mengundang beliau mengisi kajian Palestina. Sehingga saya bisa bertemu langsung dan bahkan ngobrol lebih banyak tentang diri beliau dan Palestina.
Mulailah saya ngode² beliau lewat DM saat liat story-nya, atau komen beberapa postingan-nya, bahkan saya melobi seorang teman yang kebetulan menjadi salah satu pengurus remaja masjid agung disalah satu kota. Sampai segitunya ngebet pengin langsung ketemu dengan beliau 😅
Akhirnya, setelah berbagai peluang dicoba, saya mendapat info bahwa beliau mengadakan road show Palestina, yang kebetulan hadir dikota Solo. Namun sayang saat itu saya belum berkesempatan hadir karena berbenturan dengan agenda lainnya. Ahh, selesai sudah harapanku bisa jumpa dengan beliau, batinku. Saya membayangkan jika setelah itu beliau langsung kembali ke Palestina entah kapan lagi bisa berjumpa.
Walhamdulillah, setelah tidak terlalu perhatian lagi dengan target yang satu ini. Tiba² saya mendapatkan info bahwa salah satu masjid agung, tepatnya Masjid Agung Karanganyar, pengurus masjid tersebut hendak menghadirkan beliau dan seorang syekh dari Palestina, syekh Ahmed namanya. Kebetulan pula salah satu anggota remaja masjid ini ialah teman saya dulu yang pernah saya lobi supaya bisa menghadirkan beliau. Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah.
Maka setelah banyak usaha dicoba ternyata Allah punya cara yang lebih indah untuk mengabulkan setiap keinginan hamba-Nya.
Dalam kajian tersebut. Beliau memaparkan singkat kondisi terkini Palestina. Waktu kajian dari ba'da ashar hingga maghrib rasanya kurang kalo ingin tau lebih banyak tentang Palestina.
Salah satunya adalah dimana kita dibikin abai, atau acuh tak acuh dengan isu Palestina hari ini. Pengkaburan sejarah dalam kurikulum pendidikan anak² sekolah Indonesia hari ini jauh sekali dari pembahasan soal Palestina. Bagaimana anak² atau adik² kita di sekolah dalam pelajaran sejarah atau pengetahuan sosial tak pernah sekalipun membahas lebih dalam apa dan ada apa dengan Palestina.
Beliau juga memaparkan, betapa Palestina adalah jantung dunia. Selayaknya jantung adalah pusat kehidupan, jika ia baik, tenang, aman, sehat, maka dunia seluruhnya adalah baik, jika buruk dan bergejolak jantung itu, maka belahan dunia lainpun aka bergejolak pula. Maka siapapun yang menguasai Palestina, bisa dipastikan ia akan menguasai dunia. Buktinya?
Letak geografis Palestina sangat strategis. Ada 3 benua disekelilingnya langsung dengannya. Benua Asia, Benua Afrika, dan Benua Eropa. Kedua, sejarah membuktikan ketika dahulu Palestina dibawah kepemimpinan islam dunia pada umumnya merasakan kedamaian, adapun hari ini berlaku sebaliknya. Ketiga, fakta hari ini kita tanyakan siapa yang berkuasa dan melakukan pendudukan di Palestina? Jawabnya ialah YAHUDI laknatullah 'alaih. Maka ketika Yahudi mengusai palestina kita lihat hari ini semua lini kehidupan kita di kendalikan oleh yahudi pula. Dari segi politik, sosial, budaya, pendidikan, semuanya ada peran Yahudi dibaliknya.
Akhirnya perlulah kita kembali sadar akan isu Palestina ini. Kemudian dari kesadaran itu lahirlah visi dan misi untuk mengembalikan Palestina kepangkuan kaum muslimin seperti dulu kala. Atau setidaknya kita mempunyai peran untuk itu semua. Nah salah satu yang beliau sampaikan untuk memaksimalkan peran kita dalam membantu Palestina ialah:
1. Do'a, senjata utama seorang muslim.
2. Informasi, yang valid tentang Palestina. Menumbuhkan kesadaran membangkitkan semangat juang.
3. Donasi, disaat raga tak mampu hadir ada banyak bantuan yang terus mengalir.
Kajian diakhiri tepat saat Maghrib. Sholat Maghrib itu diimami oleh syekh Ahmed. Selepas Maghrib saya melihat beliau masih duduk² sambil memainkan HP di barisan belakang. Suasana mulai lowong sebagian jama'ah sudah pulang. Ini nih kesempatan emas bisa tanya² lebih jauh dan ngobrol langsung dengan beliau.
Keberanikan diri untuk menyapa beliau, Alhamdulillah beliau tak merasa terganggu, akhirnya mengalirlah obrolan kami. Saat itu saya bertanya bagaimana caranya bisa kuliah di Gaza, Palestina. Nah ditengah-tengah obrolan kami, tiba² beliau mendapat panggilan video call dari teman²nya di Palestina. Masya Allah saya yang diminta ngobrol langsung. Dengan bahasa arab pas²an saya menyapa teman² beliau. Tak lama kemudian beliau menyelesaikan panggilan video tersebut.
Diakhir perjumpaan itu saya meminta beliau untuk mendo'akan dokter Sulaiman. Dewan pembina Yayasan Asyifa Al Khoiriyah, Subang, yang qodarullaah sedang Allah uji dengan sakit. Karena dilemga tersebut saya pernah nyantri untuk menyelesaikan hafalan Qur'an dan dokter Sulaiman adalah ayah dan guru bagi kami disana. Mendengar kabar tersebut beliau sedikit terkejut, karena beberapa bulan yang lalu beliau juga diundang ke Asyifa untuk memberikan kajian kemudian beliau sempat berfoto dan ngobrol dengan dokter Sulaiman.
Waktu semakin gelap. Diluar juga hujan. Akhirnya saya berpamitan dengan beliau dan sedikit berswafoto untuk sebuah kenangan.
Ini memang momen yang saya nantikan sudah lama. Bermula dari follow akun Instagram beliau, dimana konten yang mendominasi adalah isu tentang Palestina. Dari sini saya merasa tergerak untuk bisa langsung berjumpa. Nah, ketika mengetahui kabar kepulangan beliau ke Indonesia, saya berharap untuk bisa hadir atau bahkan mengundang beliau mengisi kajian Palestina. Sehingga saya bisa bertemu langsung dan bahkan ngobrol lebih banyak tentang diri beliau dan Palestina.
Mulailah saya ngode² beliau lewat DM saat liat story-nya, atau komen beberapa postingan-nya, bahkan saya melobi seorang teman yang kebetulan menjadi salah satu pengurus remaja masjid agung disalah satu kota. Sampai segitunya ngebet pengin langsung ketemu dengan beliau 😅
Akhirnya, setelah berbagai peluang dicoba, saya mendapat info bahwa beliau mengadakan road show Palestina, yang kebetulan hadir dikota Solo. Namun sayang saat itu saya belum berkesempatan hadir karena berbenturan dengan agenda lainnya. Ahh, selesai sudah harapanku bisa jumpa dengan beliau, batinku. Saya membayangkan jika setelah itu beliau langsung kembali ke Palestina entah kapan lagi bisa berjumpa.
Walhamdulillah, setelah tidak terlalu perhatian lagi dengan target yang satu ini. Tiba² saya mendapatkan info bahwa salah satu masjid agung, tepatnya Masjid Agung Karanganyar, pengurus masjid tersebut hendak menghadirkan beliau dan seorang syekh dari Palestina, syekh Ahmed namanya. Kebetulan pula salah satu anggota remaja masjid ini ialah teman saya dulu yang pernah saya lobi supaya bisa menghadirkan beliau. Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah.
Maka setelah banyak usaha dicoba ternyata Allah punya cara yang lebih indah untuk mengabulkan setiap keinginan hamba-Nya.
Dalam kajian tersebut. Beliau memaparkan singkat kondisi terkini Palestina. Waktu kajian dari ba'da ashar hingga maghrib rasanya kurang kalo ingin tau lebih banyak tentang Palestina.
Salah satunya adalah dimana kita dibikin abai, atau acuh tak acuh dengan isu Palestina hari ini. Pengkaburan sejarah dalam kurikulum pendidikan anak² sekolah Indonesia hari ini jauh sekali dari pembahasan soal Palestina. Bagaimana anak² atau adik² kita di sekolah dalam pelajaran sejarah atau pengetahuan sosial tak pernah sekalipun membahas lebih dalam apa dan ada apa dengan Palestina.
Beliau juga memaparkan, betapa Palestina adalah jantung dunia. Selayaknya jantung adalah pusat kehidupan, jika ia baik, tenang, aman, sehat, maka dunia seluruhnya adalah baik, jika buruk dan bergejolak jantung itu, maka belahan dunia lainpun aka bergejolak pula. Maka siapapun yang menguasai Palestina, bisa dipastikan ia akan menguasai dunia. Buktinya?
Letak geografis Palestina sangat strategis. Ada 3 benua disekelilingnya langsung dengannya. Benua Asia, Benua Afrika, dan Benua Eropa. Kedua, sejarah membuktikan ketika dahulu Palestina dibawah kepemimpinan islam dunia pada umumnya merasakan kedamaian, adapun hari ini berlaku sebaliknya. Ketiga, fakta hari ini kita tanyakan siapa yang berkuasa dan melakukan pendudukan di Palestina? Jawabnya ialah YAHUDI laknatullah 'alaih. Maka ketika Yahudi mengusai palestina kita lihat hari ini semua lini kehidupan kita di kendalikan oleh yahudi pula. Dari segi politik, sosial, budaya, pendidikan, semuanya ada peran Yahudi dibaliknya.
Akhirnya perlulah kita kembali sadar akan isu Palestina ini. Kemudian dari kesadaran itu lahirlah visi dan misi untuk mengembalikan Palestina kepangkuan kaum muslimin seperti dulu kala. Atau setidaknya kita mempunyai peran untuk itu semua. Nah salah satu yang beliau sampaikan untuk memaksimalkan peran kita dalam membantu Palestina ialah:
1. Do'a, senjata utama seorang muslim.
2. Informasi, yang valid tentang Palestina. Menumbuhkan kesadaran membangkitkan semangat juang.
3. Donasi, disaat raga tak mampu hadir ada banyak bantuan yang terus mengalir.
Kajian diakhiri tepat saat Maghrib. Sholat Maghrib itu diimami oleh syekh Ahmed. Selepas Maghrib saya melihat beliau masih duduk² sambil memainkan HP di barisan belakang. Suasana mulai lowong sebagian jama'ah sudah pulang. Ini nih kesempatan emas bisa tanya² lebih jauh dan ngobrol langsung dengan beliau.
Keberanikan diri untuk menyapa beliau, Alhamdulillah beliau tak merasa terganggu, akhirnya mengalirlah obrolan kami. Saat itu saya bertanya bagaimana caranya bisa kuliah di Gaza, Palestina. Nah ditengah-tengah obrolan kami, tiba² beliau mendapat panggilan video call dari teman²nya di Palestina. Masya Allah saya yang diminta ngobrol langsung. Dengan bahasa arab pas²an saya menyapa teman² beliau. Tak lama kemudian beliau menyelesaikan panggilan video tersebut.
Diakhir perjumpaan itu saya meminta beliau untuk mendo'akan dokter Sulaiman. Dewan pembina Yayasan Asyifa Al Khoiriyah, Subang, yang qodarullaah sedang Allah uji dengan sakit. Karena dilemga tersebut saya pernah nyantri untuk menyelesaikan hafalan Qur'an dan dokter Sulaiman adalah ayah dan guru bagi kami disana. Mendengar kabar tersebut beliau sedikit terkejut, karena beberapa bulan yang lalu beliau juga diundang ke Asyifa untuk memberikan kajian kemudian beliau sempat berfoto dan ngobrol dengan dokter Sulaiman.
Waktu semakin gelap. Diluar juga hujan. Akhirnya saya berpamitan dengan beliau dan sedikit berswafoto untuk sebuah kenangan.
Komentar
Posting Komentar